I am a follower of Mahatma Gandhi.
Biografi
- Nama: Abdurrahman Wahid
- Profesi: Politisi, Petinggi Agama, dan Mantan Presiden Indonesia
- Kebangsaan: Indonesia
- Tahun: 1940 - 2009
Abdurrahman Wahid (7 September 1940 – 30 Desember 2009) merupakan seorang pemimpin politik dan pemimpin agama di Indonesia. Di kehidupan politik Ia menjadi pendiri dari sebuah partai Islam besar di Indonesia, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).
Gus Dur, begitu ia sering disebut, merupakan presiden Indonesia ke-4 sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Ia juga merupakan presiden pertama yang terpilih melalui Pemilu pasca penggulingan era Orde Baru pada Mei 1998.
Ia menggantikan Presiden sebelumnya, B.J. Habibie yang hanya menjabat selama 1 tahun (1998 – 1999). Dalam masa jabatannya, Gus Dur didampingi oleh Megawati Soekarno Putri sebagai wakilnya.
Sekilas Abdurrahman Wahid
Lahir pada tanggal 7 September 1940 di Jombang, yang merupakan kota santri, Abdurrahman Wahid tinggal di sebuah lingkungan dimana rasa keagaamaan dan rasa kebangsaan bersatu.
Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim, merupakan salah satu motor penggerak kemerdekaan Indonesia. Ia menyerukan betapa pentingnya menjadi bangsa yang merdeka dalam dakwahnya. Iapun diangkat menjadi Menteri Agama pertama di Indonesia.
Kakeknya, K.H. Hasyim Asy’ari, merupakan pemuka agama besar Indonesia dan merupakan pelopor berdirinya Nadhatul Ulama (NU). Perlahan tapi pasti, NU menjadi sebuah organisasi keagamaan besar di Indonesia.
Pendidikan & Pekerjaan
Berdiri diantara orang-orang besar di sekitarnya tidak membuat seorang Gus Dur berkecil hati. Sebaliknya, ia terus termotivasi untuk menjadi seorang pemuda yang pro-aktif dalam pengembangan diri dan pendidikannya.
Walaupun tidak terlalu baik pada jenjang SMP, Gus Dur membuktikan kredibilitas dirinya dengan menjadi seorang murid berbakat di Pesantren Tegal Rejo, Magelang. Ia mampu lulus dalam waktu 2 tahun (seharusnya 4 tahun).
Pesantren Tambakberas di Jombang menjadi wadah selanjutnya. Ia membuktikan dirinya sebagai seorang guru dan kepala madrasah. Di waktu ini, ia juga menempa dirinya untuk menjadi wartawan bagi majalah Horizon dan Budaya Jaya.
Politik
Perkembangan yang cepat terjadi pada Gus Dur. Walaupun ia sempat menolak untuk terlibat dalam NU, pada akhirnya, ia terpilih sebagai ketua PBNU pada musyawarah nasional NU 1984. Gus Dur menjabat sebagai ketua PBNU untuk 3 periode (1984 – 1989, 1989 – 1994, dan 1994 – 1999).
PBNU menjadi wadah untuknya memonitor keadaan pemerintahan. Ia sering mendukung kebijakan pemerintah dan juga mengkritik pemerintah. Kritikan yang dilemparkan cukup menohok pemerintah waktu itu sehingga ia menjadi orang yang dibenci sekaligus disukai pemerintah.
Pada Pemilu legislatif 1987, Gus Dur terpilih sebagai anggota MPR dari partai Golkar. Sebagai anggota MPR, ia pernah mengkritik pembangunan Waduk Kedung Ombo yang dibiayai Bank Dunia.
Ketika krisis moneter tercium pada 1997, aliansi Gus Dur, Megawati, dan Amien Rais mengupayakan reformasi di pemerintahan yang berakhir dengan pengunduran diri Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Ini juga menandai berakhirnya era Orde Baru.
B.J. Habibie menjadi pengisi kekosongan pemerintahan pasca bergulirnya rezim Orde Baru. Pada tahun 1999, Gus Dur resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah memenangkan pemilu yang diadakan MPR dengan 373 suara.
Pada pemerintahannya, Gus Dur banyak melakukan reformasi dan restorasi untuk Indonesia, antara lain:
- Referendum otonomi dan negosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
- Perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua
- Pemisahan Militer dari ranah politik
- Peresmian Tahun Baru Cina (Imlek) sebagai hari raya
Tanggal 23 Juli 2001, MPR memakzulkan Gus Dur akibat gaya pemerintahannya yang dinilai kontroversial. Ia digantikan oleh Megawati Soekarno Putri. Pasca pelengseran, ia masih aktif secara politis di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Keluarga
Dalam kehidupan pribadi, Gus Dur melabuhkan cintanya pada Sinta Nuriyah dan dikaruniai 4 orang anak: Alisan Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh, Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.