Virtue is persecuted more by the wicked than it is loved by the good.
Biografi
- Nama: Buddha
- Profesi: Pemimpin Dan Pengajar Agama Buddha
- Kebangsaan: Nepal
- Tahun: 563 SM - 483 SM
Siddharta Gautama, biasa dikenal sebagai Buddha, merupakan seorang pemimpin, pengajar, dan seorang bijaksana yang mengajarkan dasar-dasar agama Buddha di dunia.
Ia dipercayai hidup dan mengajar di bagian timur India antara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 SM. Ia mendedikasikan dirinya untuk hidupnya untuk sebuah ketenangan dan pertapaan hidup.
Dalam meditasinya, ia menemukan semua jawaban dari pertanyaan hidupnya. Ia memperoleh ketenangan jiwa untuk memberikan pengajaran kepada orang lain. Oleh sebab itulah, ia disebut dengan Buddha, yang artinya ‘orang yang disadarkan.’
Buddha menjadi sosok penting dalam pergerakan dan penyebaran agama di dunia. Banyak ajaran yang ia sebarkan melalui pengajaran, yang kemudian banyak disebarkan melalui jalan perdagangan dan pelayaran.
Kehidupan
Buddha lahir dengan nama Siddharta Gautama pada abad ke 6 SM. Nama Siddharta berarti ‘dia yang memperoleh tujuannya.’ Ia merupakan soerang anak raja yang menjadi pemimpin bagi sukunya. Ibunya meninggal 7 hari setelah kelahirannya.
Pada dasarnya, ia sudah diramalkan akan menjadi seorang raja yang bijaksana atau seorang pemimpin agama yang besar. Biar begitu, masa kecil Siddharta Gautama dihabiskan di istana.
Ayahnya mencegahnya dari semua kejahatan dan kesedihan manusia dan kehidupan, sehingga ia hidup tanpa pengetahuan tentang hidup dan pengetahuan mengenai agama.
Ketika ia berumur 20 tahun, Siddharta Gautama untuk pertama kalinya keluar dari istana. Ia terkejut melihat kenyataan di luar istana. Ia melihat banyak hal yang sebelumnya ia tidak ketahui, yaitu kelemahan-kelemahan manusia.
Ketika ia melihat orang tua, ia menyadari bahwa semua manusia akan menjadi tua. Perjalanan menyentuh hati di luar istana itu membuatnya bertemu dengan orang sakit, mayat manusia, dan seorang petapa.
Pengiring kereta berkata bahwa bertapa berarti meninggalkan dunia untuk menghindarkan ketakutan manusia akan kematian dan penderitaan. Siddharta mulai diyakinkan dengan semua yang ia lihat kala itu.
Pada usia ke 29, ia memutuskan untuk meninggalkan kerajaan, istri dan anaknya untuk masuk dalam hidup bermeditasi. Ia ingin menghilangkan penderitaan manusia.
Dalam masa 6 tahun pertamanya, Siddharta Gautama hidup dalam hidup bermeditasi dan menggunakan pengajaran yang diberikan gurunya sebagai panduan. Caranya bermeditasi cukup membuat orang terkagum dan mengikuti caranya.
Ia selalu mencari kebijaksanaan akan semua masalah hidup yang ia hadapi. Ketika jawaban tidak ia temukan, ia terus bermeditasi untuk menemukan jawaban.
Ia mengesampingkan rasa sakit di tubuhnya, rasa lapar di perutnya, dan dahaga di tubuhnya. Usaha yang keras itu tetap tidak bisa memuaskan dirinya, hingga sampai seorang anak memberinya semangkuk nasi.
Siddharta menerimanya dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa kesetaraan jasmani bukanlah sarana untuk mencapai pembebasan batin dan hidup dalam kesakitan fisik tidak membantunya dalam mencapai keseimbangan spiritual.
Berawal dari situ, ia kemudian mengajak orang lain untuk hidup dalam keseimbangan, yang ia sebut sebagai ajaran ‘Jalan Tengah.’
Di suatu malam, Siddharta duduk di bawah pohon Boddhi, memaksa untuk tidak bangun sampai kebenaran yang sesungguhnya datang kepadanya. Ia bermeditasi sampai matahari bersinar keesokan harinya.
Ia tetap menjalankan meditasinya, memurnikan pikirannya, dan melihat masa lalunya di dalam pikirannya. Di waktu ini, ia harus menghalau ancaman dari Mara, roh jahat yang menghalangi dirinya menjadi seorang Buddha.
Setelah berhasil mengusir Mara, Siddharta menemukan jawaban dari pertanyaannya selama ini. Di titik ini, Siddharta Gautama telah menjadi Buddha (orang yang disadarkan). Setelah itu, ia kemudian memperoleh ajaran Darma yang menjadi inti dari pengajaran Buddha.