We think sometimes that poverty is only being hungry, naked and homeless. The poverty of being unwanted, unloved and uncared for is the greatest poverty. We must start in our own homes to remedy this kind of poverty.
Biografi
- Nama: Bunda Teresa
- Profesi: Biarawati, Misionari, dan Santa
- Kebangsaan: Albania - India
- Tahun: 1910 - 1977
Bunda Teresa merupakan seorang biarawati Katolik Roma, misionari, dan santa berkebangsaan Albania-India. Ia merupakan pendiri Order of Missionaries of Charity, sebuah kongregasi wanita yang berdedikasi untuk membantu orang miskin. Tahun 1979, Ia mendapatkan Nobel Peace Prize untuk karya kemanusiaannya selama hidup.
Kehidupan
Bunda Teresa lahir dengan nama Anjezë Gonxhe Bojaxhiu pada 26 Agustus 1910 di Skopje (Sekarang ibukota Republik Macedonia). Ia kemudian dibabtis dan berganti nama menjadi Agnes Gonxha Bojaxhiu. Orang tuanya Nikola dan Dranafile Bojaxhiu merupakan orang asli Albania.
Ketika ia masih berusia 8 tahun, ayahnya tiba-tiba sakit dan meninggal. Hingga saat ini, kematiannya masih belum diketahui. Banyak orang berspekulasi bahwa musuh politik telah meracuninya. Setelah kematian ayahnya, Agnes menjadi sangat dekat dengan ibunya, seorang wanita saleh yang menanamkan kepadanya sebuah komitmen mendalam untuk berbagi.
Sewaktu kecil, Agnes sering bernyanyi untuk paduan suara lokal Sacred Heart dan sering diminta untuk bernyanyi solo. Suatu hari, kongregasi gereja mengadakan ziarah tahunan ke Church of Black Madonna di Letnice. Perjalanan tersebut ia lakukan ketika ia berusia 12 tahun dan di saat itu, ia merasakan panggilan untuk kehidupan religius.
Pada 1928, Agnes yang berusia 18 tahun memutuskan untuk menjadi seorang biarawati dan pergi ke Irlandia untuk bergabung dengan Sisters of Loreto di Dublin. Dari sanalah, ia mendapatkan nama Sister Mary Teresa, sebuah nama yang diambil dari Santa Theresia dari Lisieux.
Setahun kemudian, Sister Mary Teresa pergi ke Darjeeling, India untuk masa pendidikan biarawati. Pada Mei 1993, ia melakukan kaul pertamanya. Ia kemudian dikirim ke Kalkuta untuk mengajar di Saint Mary’s High School for Girls, sebuah sekolah yang dikelola Loreto Sisters dan dibuat untuk mengajar wanita-wanita dari keluarga Bengali termiskin.
Pada 24 Mei 1937, ia melakukan kaul terakhirnya untuk hidup dalam kemiskinan, kesucian, dan ketaatan. Kesanggupan ini memberikan nama ‘bunda’ untuk dirinya. Sejak saat itu, ia dipanggil sebagai Bunda Teresa.
Pada 10 September 1946, Bunda Teresa mengalami panggilan keduanya. Ia merasakan bahwa Tuhan berbicara padanya untuk meninggalkan pengajaran dan hidup di daerah kumuh di Kalkuta untuk mengobati orang-orang paling sakit dan paling miskin di kota tersebut. Januari 1948, Bunda Teresa mendapat persetujuan untuk menjalankan panggilan keduanya. Setelah menjalani 6 bulan pelatihan medis, ia berjalan ke daerah kumuh di Kalkuta hanya untuk menyembuhkan mereka yang disingkirkan, dibenci, dan diabaikan.
Ia kemudian membangun sekolah terbuka dan membangun rumah untuk orang sekarat di sebuah bangunan rusak yang didonasikan oleh pemerintah atas permintaan Bunda Teresa. Oktober 1950, ia membangun sebuah kongregasi, Missionaries of Charity, yang ia dirikan bersama beberapa anggota.
Kongregasi ini semakin terkenal dan donasi mulai berdatangan dari India dan seluruh dunia. Sepanjang era 1950-an dan 1960-an, ia membangun kumpulan penderita kusta, rumah panti asuhan, rumah perawatan, dan klinik keluarga.
Tahun 1971, Bunda Teresa pergi ke New York untuk membangun rumah sumbangan di sana. Tahun 1982, ia diam-diam pergi ke Beirut, Lebanon, dimana ia mempertemukan orang Kristen di Beirut Timur dan orang Muslim di Beirut Barat untuk menolong anak-anak di kedua kepercayaan tersebut.
Tahun 1985, ia kembali ke NewYork untuk berbicara di ulang tahun ke-40 United Nations General Assembly dimana ia juga membangun Gift of Love, sebuah rumah untuk merawat mereka yang terinfeksi HIV/AIDS.
Februari 1965, Paus Paul VI memberikan Decree of Praise untuk Missionaries of Charity, yang mendorong dirinya untuk memperluas rumah sumbangannya secara internasional. Penghargaan Decree of Praise hanyalah awal dari banyak penghargaan internasional yang ia dapatkan, termasuk Nobel Peace Prize pada 1979.
Bunda Teresa wafat pada 5 September 1997 setelah mengalami masalah di bagian hati, paru-paru, dan ginjal. Setelah wafatnya, ia dibahagiakan sebagai “Blessed Teresa of Calcutta” pada 19 Oktober 2003. Pada 4 September 2016, ia dikanonisasi sebagai santa oleh Paus Fransiskus di St. Peter’s Square di Vatican City.