Human misery must somewhere have a stop; there is no wind that always blows a storm.
Biografi
- Nama: Euripides
- Profesi: Pelunis
- Kebangsaan: Yunani
- Tahun: 480 SM - 406 SM
“Tindakan keberanian terbesar adalah menerima hidup dengan segala kesengsaraannya” (Euripides)
“Saya telah menemukan kekuatan dalam misteri pemikiran.. Saya telah berpengalaman dalam penalaran manusia, tetapi Nasib lebih kuat dari apa pun yang saya ketahui” – Alcestis 438 SM – (Euripides)
Euripides seorang penulis naskah drama Yunani dan penyair Yunani yang karyanya paling mengagumkan. Dia membuat karya tragedi Yunani paling revolusioner, menulis drama berdasarkan tragedi dan konflik manusia yang dikenal di zaman modern. Ia merupakan salah satu penulis sekaligus penyair dramatis paling terkenal dan paling berpengaruh dalam budaya Yunani klasik.
Karya tragedi-tragedinya yang paling terkenal selalu mengulas mitos-mitos Yunani dan menyelidiki sisi gelap sifat manusia. Beberapa karya terkenalnya antara lain : The Bacchae, Hecuba, Suppliants, Medea, Hippolytus, Iphigenia in Tauris, Helen, The Heraclids, Andromache, Ion, Electra, The Trojan Women, Alcestis, Iphigenia in Aulis dan lainnya. Penulis naskah drama dan penyair legendaris ini meninggal di Macedonia, Yunani, pada tahun 406 SM.
Kehidupan Euripides
Euripides lahir di Athena, Yunani, sekitar 485 SM. Ayahnya bernama Mnesarchus atau Mnesarchide, sedangkan ibunya bernama Cleito. Sangat sedikit fakta kehidupan tentang dirinya yang diketahui pasti oleh banyak orang. Keluarganya dikabarkan oleh sebagian besar ahli sejarah merupakan keluarga yang makmur. Keluarganya memiliki properti di pulau Salamis.
Ia dibesarkan dalam keluarga yang berbudaya, dan menjadi saksi untuk pembangunan kembali tembok-tembok Athena setelah Perang Persia. Euripides telah digambarkan sebagai penyair paling intelektual pada masanya. Selain bakat sastranya, ia juga memiliki kegemaran dalam atletik dan dikagumi pula karya lukisnya.
Euripides memiliki perpustakaan yang cukup terkenal, karena pada masa itu, perpustakaan besarnya menjadi yang pertama kalinya seluruh koleksi buku dikumpulkan oleh seorang pribadi. Meskipun ia menjalani sebagian besar hidupnya di tengah-tengah masyarakat Athena yang berbudaya, namun ia cenderung dengan kepribadian introvert dan menjadi semakin sedih atas persaingan sengit serta kerakusan ambisi yang marak di tengah kehidupan kota.
Ia menikah dua kali dengan perempuan bernama Melito dan Choirile, dari pernikahan itu ia memiliki tiga putra bernama Mnesarchides, Mnesilochus, dan Euripides Jr. Menjelang akhir hidupnya ia tinggal di Thessaly di istana Raja Archelaus di Macedonia, di mana ia menulis karya besarnya berjudul Bacchae. Dia meninggal di Macedonia dan dimakamkan di Arethusa. Orang Athena membangunkannya sebuah monumen.
Perjalanan Karya Euripides
Selama karirnya sebagai dramawan, ia diketahui telah menulis sekitar 90 drama, 19 di antaranya mampu bertahan melewati pergantian zaman karena ditulis berupa naskah cerita kehidupan. Sebagaimana semua penulis naskah drama pada masanya, Euripides juga mengawali ketenarannya dengan terlebih dulu mengikuti kompetisi dalam festival drama tahunan Athena yang diadakan untuk menghormati dewa Dionysus.
Dia pertama kali memasuki festival pada tahun 455 SM, lalu dia berhasil memperoleh kemenangan pertamanya pada tahun 441 SM. Hal tersebut mengantarkannya berkenalan dengan banyak filsuf penting abad ke-5 SM, termasuk Socrates, Protagoras dan Anaxagoras. Tokoh berpengaruh ini juga memiliki perpustakaan pribadi yang besar. Di tahun 408 SM, ia meninggalkan Athena karena raja Macedonia yakni Archelaus memintanya untuk tinggal dan menulis di Macedonia, Yunani.
Euripides dikenal karena mengambil pendekatan baru terhadap mitos tradisional. Ia sering mengubah elemen cerita atau menggambarkan sisi manusia yang salah menjalani kehidupan. Hal tersebut berbeda dari cerita-cerita para pahlawan dan dewa di masanya. Lakon-lakon dalam karyanya justru berkutat di sisi yang lebih gelap dengan elemen penderitaan, balas dendam maupun kegilaan. Karakter tokoh dalam karyanya sering dimotivasi oleh hasrat dan emosi yang kuat.
Karya Euripides juga terkenal karena karakter tokoh perempuan yang kuat, dominan dan kompleks. para perempuan dalam tragedi-tragedi karyanya bisa menjadi korban tetapi juga menjadi sosok pembalas. Misalnya dalam Medea, karakter utama membalas dendam pada suaminya yang tidak setia. Sedangkan dalam karya lain berjudul Hecuba, bercerita tentang mantan ratu Troy yang mengalami kesedihan atas kematian anak-anaknya kemudian melakukan pembalasan dendam terhadap pembunuh putranya.
Euripides benar-benar menyempurnakan dan mempopulerkan karya tragedi Yunani dengan ‘Ending’ tidak bahagia. Meskipun kala itu dia menggunakan bentuk drama tradisional, tetapi dia memiliki beberapa hal yang berbeda diantaranya dia menyampaikan karyanya dalam bahasa yang jauh lebih mudah dimengerti, dia juga menggunakan banyak ekspresi sehari-hari.
Selain itu, dia mengangkat tokoh budak, wanita, dan anak-anak sebagai manusia yang setara dan menegaskan bahwa kebangsawanan belum tentu menentukan kualitas baik dalam status sosial. Euripides banyak mempertanyakan berbagai pertanyaan serius tentang nilai-nilai yang ditegakan di zamannya.
Sebagai seseorang yang realistis, ia sering menempatkan ide dan pendapat modern. Euripides juga menulis tentang agama, balas dendam, dan cinta. Semua karyanya ada kaitannya dengan tiga tema dasar yakni perang, wanita, dan agama. Dia menyelidiki masalah sosial, politik, agama, dan filosofis pada zamannya. ia benar-benar dengan penderitaan umat manusia.
Euripides juga sesekali menggunakan sindiran dan komedi dalam menggambarkan lakon-lakonnya. Ia juga sering menulis debat untuk tokoh-tokohnya di mana mereka mendiskusikan ide-ide filosofis. Karena semua alasan tersebut, ia dikenal sebagai seorang realis dan sebagai salah satu yang paling intelektual di antara para penulis lain di masanya.
Karena statusnya yang tinggi dalam sastra Yunani, karya-karyanya disimpan dalam manuskrip yang disalin dan dibuka kembali selama berabad-abad. Naskah-naskah film drama dan seluruh karya tulis Euripides memiliki pengaruh pada penulis-penulis yang hidup sesudahnya seperti T.S. Eliot, John Milton, dan William Morris. Elizabeth Barrett Browning dan Robert Browning adalah dua dari sekian banyak penyair yang mengaguminya, bahkan mereka menulis kekagumannya tentang Euripides.