Man is lost and is wandering in a jungle where real values have no meaning. Real values can have meaning to man only when he steps on to the spiritual path, a path where negative emotions have no use.
Biografi
- Nama: Sai Baba
- Profesi: Guru Spiritual
- Kebangsaan: India
- Tahun: 1835 - 1918
Sai Baba, lebih dikenal juga sebagai Shirdi Sai Baba, merupakan seorang guru spiritual. Oleh para pengikutnya, Said Baba sering disebut sebagai seorang Santa, Fakir, dan Satguru.
Sai Baba mengajarkan untuk tidak mencintai hal-hal duniawi dan menguatkan realisasi diri. Ia juga mengajarkan kode moral cinta, pengampunan, saling menolong, amal, kepuasan diri, damai di dalam diri, dan pengabdian terhadap Tuhan dan guru.
Di jamannya, ia sangat dihormati oleh umat hindu dan umat muslim di India, namun tidak ada kejelasan apakah Sai Baba seorang hindu atau muslim. Biar begitu, banyak orang yang menjadi pemuja dari seorang Sai Baba.
Dalam pengajarannya, Sai Baba tidak membedakan orang lain berdasarkan agamanya. Ia mengajarkan suatu pengajaran yang diambil dari kebudayaan kedua belah pihak, Hindu dan Islam.
Satu ajarannya yang terkenal yaitu Sabka Malik Ek (Tuhan mengatur kita semua).
Kehidupan
Sai Baba bukanlah nama aslinya. Keterangan mengenai asal-usul kehidupan Sai Baba sulit untuk ditemukan oleh para ahli. Selama hidupnya, ia tidak pernah menceritakan soal asal-usul dan masa lalunya.
Nama ‘Sai’ ia dapatkan ketika ia sampai di Shirdi, sebuah daerah di India barat. Waktu itu, orang setempat mengenalnya sebagai orang suci umat muslim. Nama ‘Sai’ merupakan nama panggilan suci orang Persia, yang berarti ‘orang miskin’, sedangkan dalam bahasa Banjara berarti ‘orang baik.’
Nama ‘Baba’ merupakan sebuah nama kehormatan yang berarti ‘ayah, kakek, atau tuan.’ Oleh karena itu, nama ‘Sai Baba’ berarti ‘Bapa Suci.’
Menurut buku Sai Satcharita, Sai Baba tiba di perkampungan Shirdi di Ahmenagar District of Maharasgtra, British India ketika ia berumur 16 tahun. Ia memulai kehidupan pertapaannya dan duduk di bawah pohon neem.
Kehadirannya di perkampungan itu membuat banyak orang penasaran. Merekapun banyak mengunjunginya, namun Sai Baba tidak menyukai hal itu. Iapun pergi dari perkampungan tersebut.
Tahun 1858, Sai Baba kembali ke Shirdi. Ia menghabiskan 4 hingga 5 tahun hidup di bawah pohon neem dan di hutan-hutan di sekitar Shirdi. Ia menghabiskan masa-masa tersebut untuk bertapa dan bermeditasi.
Setelahnya ia banyak menghabiskan hidupnya di sebuah masjid tua di Shirdi. Di sana, Sai Baba banyak memberikan pengajaran spiritual kepada orang-orang yang datang kepadanya. Sai baba merekomendasikan mereka untuk membaca kitab Hindu dan Al-quran.
Setelah tahun 1910, Sai Baba mulai terkenal di Mumbai. Banyak orang mulai mengunjungi Sai Baba karena mereka berpikir bahwa Sai Baba adalah orang suci yang diciptakan dengan kekuatan melebihi manusia.
Merekapun mendirikan sebuah kuil untuknya di Bhivpuri, Karjat.
Dalam pengajannya, Sai Baba menolak segala bentuk anggapan berdasarkan agama ataupun kasta. Ia menganjurkan kepada pengikutnya untuk berdoa, memuji nama Tuhan, dan membaca Kitab Suci.
Ia juga mengajarkan pengikutnya untuk mengikuti kehidupan bermoral, saling tolong menolong, mencintai semua orang tanpa diskriminasi, dan mengembangkan 2 karakter penting, yaitu pengabdian terhadap guru (Sraddha) dan menanti dengan sabar dan cinta.
Dalam pengajarannya, Sai Baba mengajarkan untuk selalu puas dengan keadaan apapun. Ia percaya bahwa apa yang terjadi di hidup merupakan sebuah takdir Tuhan. Terlebih lagi, ia mengajarkan pentingnya saling berbagi antar manusia.