But inner experience is only one source of human knowledge.
Biografi
- Nama: Muhammad Iqbal
- Profesi: Penyair, Politisi, dan Filsuf
- Kebangsaan: Pakistan
- Tahun: 1877 - 1938
Muhammad Iqbal adalah seorang penyair, filsuf, dan politisi Pakistan yang banyak dikaitkan dengan Pakistan Movement, sebuah pergerakan politis yang menjadikan Pakistan sebuah negara merdeka. Oleh sebab itu, ia juga banyak disebut sebagai Bapak Spiritual Pakistan.
Di bidang sastra, Muhammad Iqbal dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam Urdu Literature, yaitu sebuah sastra yang menggunakan bahasa Urdu dan Persia. Ia merupakan salah satu penyair terkemuka di seluruh dunia bahkan dijuluki sebagai “Pemikir filosofis Muslim di Era Modern”.
Kehidupan
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, India (sekarang Pakistan). Keluarganya terkenal sebagai keluarga yang memegang teguh iman dan kepercayaan mereka. Dari tahun 1905 hingga 1908, Dalam kehidupannya, Muhammad Iqbal mempelajari filosofi di University of Cambridge. Ia juga masuk kualifikasi sebagai seorang pengacara di London. Ia kemudian mendapatkan gelar doctor di University of Munich.
Ketika ia kembali ke India, ia bekerja sebagai seorang pengacara. Namanya semakin populer berkat puisi-puisi yang ia buat dalam bahasa Urdu dan Persia. Sebelum kembali ke Eropa, Muhammad Iqbal membuat sebuah puisi yang berisikan mengenai nasionalisme India, Nayā shawālā (The New Altar).
Perjalanan ke Eropa mengubah perspektifnya mengenai nasionalisme di India dan berbalik mengkritiknya. Dalam pidato di Aligarh pada 1910, ia menjelaskan mengenai harapan dan pemikirannya mengenai Islam dan politik. Ia kemudian membuat puisi-puisi mengenai kejayaan Islam dan mengobarkan semangat persatuan dan reformasi.
Selain puisi dan sastra, Muhammad Iqbal juga cukup aktif di Liga Muslim. Ia tidak mendukung keikutsertaan India dalam Perang Dunia I dan cukup dekat dengan pemimpin Muslim India, seperti Muhammad Ali Jinnah dan Muhammad Ali Jouhar.
Ia juga mengkritik Indian National Congress yang ia anggap didominasi oleh orang Hindu dan kecewa dengan Liga Muslim yang terbelah menjadi 2 kubu.
Pada November 1926, Muhammad Iqbal maju dalam pemilihan untuk masuk dalam Punjab Legislative Assembly sebagai wakil dari distrik Lahore. Ia menang atas lawanya dengan selisih 3,177 suara. Ia kemudian mendukung rujukan konstitusional yang diajukan oleh Muhammad Ali Jinnah dengan tujuan untuk melindungi hal politik Muslim di dalam kongres.
Iqbal kemudian mendukung temannya, Muhammad Ali Jinnah untuk membangun kekuatan muslim India melalui Liga Muslim. Di samping itu, ia juga mengkritisi Muhammad Ali Jinnah karena hanya berusaha untuk bernegosisasi dengan kongress. Hal ini ditunjukkannya pada surat yang berisi mengenai visi Muhammad Iqbal mengenai sebuah negara muslim yang terpisah dari India.
Tahun 1934, Oxford University Press mempublikasi tulisan Iqbal dalam buku The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Di dalam tulisan itu, Iqbal menjelaskan mengenai peran Islam sebagai sebuah agama dan dasar politik di era modern. Di tulisan yang sama, ia juga mengkritisi politisi muslim yang hanya memikirkan jabatan dan tidak memihak pada umat Muslim.
Pada 1930, Iqbal terpilih menjadi presiden Liga Muslim. Di dalam pidatonya, ia mengekspresikan visinya mengenai sebuah negara muslim yang merdeka di barat laut India. Hal ini didasarkan pada ketakutannya bahwa kebudayaan Islam di India akan tergerus oleh sekularisme dan besarnya mayoritas Hindu di India. Pidatonya ini kemudian terkenal dengan nama Two-nation Theory.
Selama hidupnya, Muhammad Iqbal menjadi salah satu pelopor berdirinya Pakistan dan merupakan seorang penyair terkemuka yang sudah mempublikasikan 12000 bait puisi, dimana 7000 diantaranya dibuat dalam bahasa Persia.